JAKARTA, KOMPAS.COM - Diam-diam para pelaku industri seluler mengembangkan toko aplikasi sebagai sebuah solusi layanan ponsel masa mendatang. Di awali oleh Apple yang terus memasok untuk kebutuhan iPhone maupun iPad-nya. Sementara Google yang mengenalkan Android Market malah membuka peluang bagi rekanan vendor yang menjadi anggota konsorsium untuk juga membuka toko digital.
Tak ketinggalan Samsung Mobile yang menggelar toko bernama Samsung Apps, diawali untuk kebutuhan memperkaya aplikasi pada perangkat televisi, kemudian dikembangakn untuk kebutuhan ponsel. Samsung sendiri tak hanya menyiapkan ponsel Android, namun juga Windows Mobile, dan sistem operasi sendiri, Bada. Toko versi Samsung ini menawarkan tiga platform tersebut. bahkan juga diberikan pengunduhan SDK bagi para developer aplikasi.
Nokia yang juga sudah menyiapkan OVI Store tampaknya akan habis-habisan untuk mengenalkan, malah memberikan gratis pengunduhan. Hingga sekarang sudah 200 ribu pengguna Nokia tercatat sebagai pelanggan OVI Store di seluruh dunia. Nokia didukung oleh 70 developer. Vendor ini mengklaim bahwa saban hari sebanyak 2,3 juta aplikasi terunduh.
Tero Ojanpera, Executive Vice President, Services, Nokia tentu saja bangga. "Kami percaya 'connecting people' memang benar-benar menjadi sebuah pengalaman mobile dan itulah sesungguhnya 'jantung' OVI," ujarnya.
Salah satu rekanan developer pembuat gim Farm Frenzy, HeroCraft mengaku dari OVI Store sudah memperoleh data sebesar 10 juta pengunduhan dari gim tadi. sementara developer lain yang lebih banyak membuat aplikasi untuk ponsel layar sentuh, OffScreen menyebutkan aplikasi-aplikasinya sudah di-download sampai 45 juta kali.
LG Mobile yang merintis toko sejak pertengahan Juli lalu dalam format beta, mentargetkan sebanyak 2.000 aplikasi siap dipajang sampai akhir tahun ini. Sekarang sudah 100 aplikasi diberikan secara gratis ke ponsel-ponsel LG Mobile. "Tren menunjukkan bahwa daya tarik ponsel pintar ada pada aplikasi," aku Dr. Skott Ahn, CEO LG Electronics sembari mengatakan bahwa perusahaannya akan merilis banyak smartphone di masa mendatang.
Sementara itu operator di berbagai belahan dunia juga bergegas untuk menawarkan hal serupa. Telefonica, Spanyol misalnya yang memiliki jumlah pelanggan mencapai 200 juta di seluruh dunia. Toko bernama mstore telah berisi 1.000 aplikasi dari berbagai kategori dari gim sampai pendidikan, hiburan hingga kesehatan. Aplikasinya dijual seharga antara 0,49 euro sampai 19,99 euro.
"mstore adalah salah satu strategi Telefonica yang ditawarkan ke konsumen. Selain itu juga kami kemas sebuah komplimen dalam bentuk tarif data yang flat," ujar Guillermo Ansaldo, bos Telefonica.
TIM Brasil menggandeng Qualcomm untuk menawarkan shop bernama Qualcomm' Retail Plaza dan menyediakan aplikasi berbagai platform seperti Java, Brew, Flash, dan Android. Selanjutnya operator China, Unicom telah melepas Mobile Market. Vodafone punya Apps & Game Shop. Juga Bharti sediakan Airtel app Central. Jangan lupa operator lokal, Telkomsel sudah giat memamerkan aplikasi di Application Zone.
Semua ramai-ramai membuat karena keuntungan memang sudah berada di depan mata. Tahun silam pendapatan total di seluruh dunia mencapai 2,6 milyar dollar. Lima tahun mendatang diramalkan akan tercapai angka 25 milyar dollar.
Transisi ini memang tak bisa dielakkan. Situs GetJar yang sudah lama menawarkan aplikasi saja membukukan angka pengunduhan sampai 1 milyar dalam satu bulan.
Begitu banyak aplikasi yang ditawarkan secara gratis sebagai pemancing. Tak heran bila istilah premium kemudian berubah menjadi "freemium". (ANDRA/FORSEL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar