Brussels - Saat ini, di Afghanistan terdapat lebih dari 100,000 pasukan internasional yang bekerja bersama 200,000 tentara Afghanistan dan polisi. Tentara akan ditambahkan lagi hingga perbandingannya 12 banding 1 Taliban, namun hal tersebut bahkan sama sekali tidak mendekati kemenangan bagi pasukan penjajah.
Sekarang, komandan Amerika dan NATO di Afghanistan meminta lagi tambahan 10,000 tentara baru untuk menghadapi meningkatnya eskalasi serangan gerilyawan disana, hal ini menimbulkan pertanyaan sampai berapakah jumlah tentara yang dibutuhkan untuk sukses di Afghanistan.
Komandan Jenderal Stanley McChrystal menyatakan, tentara extra sangat dibutuhkan untuk menerapkan strategi baru yang difokuskan untuk melindungi penduduk sipil yang saat ini mulai memberikan dukungan terhadap militan, mereka mungkin hari ini Taliban dan besok mereka menjadi petani.
Gedung Putih pada hari Selasa memberikan pernyataan bahwa Presiden Barrack Obama hampir menyelesaikan pertemuan dan memberikan usulan mengenai bagaimana proses di Afghanistan, dimana disana delapan tentara kembali tewas dalam sebuah ledakan. Bulan Oktober saat ini menjadi bulan paling mematikan bagi pasukan Amerika di Afghanistan, banyak ahli menanyakan mengenai butuhnya tentara tambahan.
Pejuang Taliban diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 25,000. Ljubomir Stojadinovic, seorang analis militer dan ahli perang gerilya dari Serbia, mengatakan walaupun McChrystal menambah tentara hingga perbandingannya 20 banding 1 dengan Taliban, hal tersebut tidak akan produktif.
"Mustahil mendapat inisiatif dengan menambahkan tentara asing, hal tersebut hanya akan menimbulkan kebencian dan musuh akan merekrut lebih banyak pasukan bagi mereka", kata Ljubomir. "Uni Soviet juga melakukan hal serupa di Afghanistan pada tahun 1980 an, dan hasilnya malapetaka yang mereka dapat.
Para pembela di pihak McChrystal ngeyel dengan mengatakan jika Amerika telah belajar dari kesalahan Soviet. Atas instruksinya, tentara NATO ditingkatkan dengan meninggalkan taktik-taktik berat.
"Pada akhirnya (konflik ini) tidak akan dapat diselesaikan dengan cara-cara militer saja", kata jubir NATO James Apparthurai.
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">